Berita misteri yang Terjadi di Kalimantan Timur yang Pernah Terjadi

Berita misteri yang Terjadi di Kalimantan Timur yang Pernah Terjadi

Berita misteri yang Terjadi di Kalimantan Timur yang Pernah Terjadi

Berita misteri yang Terjadi di Kalimantan Timur yang Pernah Terjadi
liputan6.com

Beberapa kejadian mengerikan pernah kalian alami dari yang mengerikan hingga yang menghantui sampai sekarang, kami telah merangkum kejadian misteri yang ada di Kalimantan Timur.

Kisah Pesawat yang Hilang Disembunyikan Hantu di Kalimantan Timur, Tak Terdeteksi Radar Sama Sekali, Baru Ketemu 4 Bulan dalam Keadaan Hancur Berkeping-keping

Grid.id

Sebagian cerita penerbangan abnormal memanglah kerap tersebar di warga. Pesawat yang lenyap seketika pula kerapkali jadi narasi melegenda para angkasawan.

Nyatanya salah satu ceritanya sempat terjalin di Indonesia. Narasi itu sempat mencuat kala pesawat Twin Otter MNA Flight 416 lenyap dalam penerbangan di Kaltim 30 Desember 1987. la bawa 13 penumpang serta 3 badan.

Pengalamannya itu diceritakan dalam catatan Nyatanya Bukan Dirahasiakan Makhluk halus, semacam dilansir di Majalah Inti versi Desember 1988.

Tengah hari bertepatan pada 30 Desember 1987 kelihatannya tidak terdapat yang eksklusif di Dermaga Hawa Temindung, Samarinda. Pesawat- pesawat MNA serta Bali Air( anak penisahaan Bouraq) yang melayani rute penerbangan di area itu padat jadwal dobrak memuat serta memuat materi bakar.

Temindung ini meski alun- alun melambung suatu bunda kota provinsi, hanya mempunyai alas pacu sejauh 900 meter. Tempat parkimya hanya memuat 8 pesawat. Itu juga berdempet- dempetan.

Puncak- puncaknya besar sekali, lebih dari 40. 000 kaki. Nyata tidak terdaki oleh pesawat kita yang dikala itu melambung di ketinggian 7. 000 kaki.

Cepat menyambar- nyambar semacam ribuan lampu blitz. Aku amati angin beranjak dari Barat Energi mengarah ke Timur Laut, ke arah Antara Makassar. Garis tepi laut antara itu terdapat kurang lebih 20 mil dari pesawat kita.

Sebab gelombang- gelombang awan raksasa yang ditiup angin cepat itu bawa hujan besar serta petir, batin aku kedut. Dari diterkam angin besar, aku putuskan buat menjauh ke kiri( Barat) hingga di kompas terbaca 270.

Buat mengalami cuaca kurang baik, terdapat sebagian metode. Yang dapat dicoba yakni: bertahan pada ketinggian khusus, kurangi kecekatan buat kurangi bantingan gerakan lurus, kemudian menjauhi wilayah aktif mengikuti sinyal- sinyal di layar pencari.

Tetapi, pesawat kecil umumnya tidak dipasangi pencari, jadi cuma memercayakan keahlian astronaut. Aku turun lalu hingga di dasar 1. 000 kaki, ialah hingga nampak apa yang terdapat di dasar awan raksasa. Aku tahu benar ajang di mari, karena tiap hari 2 kali aku melewatinya. Arah kita yang lazim yakni: Tarakan- Berau- Samarinda- Berau- Tarakan- Tawau( Malaysia Timur)- Tarakan.

Wilayah yang bergunung- gunung sedang kurang lebih 100 kilometer lagi ke arah utara, jadi tidak terdapat kebingungan hendak menabrak busut.

Kita saat ini terletak di dasar awan- awan Charlie Bravo ataupun cumulo nimbus. Hujan kencang turun diiringi angin cepat alhasil pesawat terapung- apung. Aku berupaya melambung lebih kecil lagi buat menghindarkan diri dari tuangan air yang semacam air turun. Aku melambung ke sisi barat, kurang lebih 15 mil dari jalan yang benar.

Pesawat melewati wilayah sisi timur Ambang Wahau, lewat ratusan km hutan luas tanpa penunggu. Terdapat bekas- bekas barak pembalakan kusen yang sudah lama dibiarkan.

Suara dari MNA 416

Sepanjang itu aku memantau komunikasi pada SSB Gelombang 6554 BERAU RADIO. Aku mengenali di Berau cuacanya baik, tidak terdapat lalu- lintas pesawat dari arah yang bertentangan. Kontrol aku jalani selalu semenjak 5 menit sehabis bebas alas dari Temindung.

Dekat durasi itu aku dengar Merpati 416 memanggil- manggil BERAU RADIO, berkata pesawat itu bertahan pada ketinggian 7. 000 kaki serta membagikan dugaan kehadiran( ETA) di Berau pada jam 0680 Z( GMT) ataupun durasi setempat jam 14. 08.

Aku memanggil- manggil Merpati 416 itu, buat berkata kalau cuaca di dasar mari kira- kira cukup, namun tidak terdapat balasan. Agaknya dikala itu pesawat itu telah masuk ke dalam cuaca kurang baik, dibanting oleh gerakan lurus yang hebat.

Dari tempat itu pesawat aku tujukan lagi haluannya ke arah Berau. Jauh di sisi utara situ aku amati titik jelas. Sinar sekecil itu telah lebih dari lumayan buat berikan impian di dalam angin besar demikian ini.

Busut 2297 yang men catat” pintu masuk” ke ngarai Bengawan Kelai sudah terlihat jauh di kaki langit. Ngarai ini lazim kita lintasi durasi cuaca kurang baik. Ketinggian medannya tidak melampaui 1. 500 kaki.

Andaikan kita hadapi naas, semisal mesin salah satu mati serta tidak sanggup menjaga ketinggian, kita hendak senantiasa bisa melambung sejauh ngarai ini dengan nyaman mengarah Berau.

  Pelayaran kampungan

Sehabis melambung lebih dari 100 kilometer di atas hutan kosong yang tidak berpenduduk, hingga sampailah pesawat di tempat bengawan bertangkai ataupun di asal Bengawan Kelai. Di sana terdapat suatu desa orang Dayak Puhan yang terdapat jauh dari mana- mana.

Jika kita melambung lalu ke arah ambang, hingga hendak nampak sebagian desa orang Dayak itu, kemudian suatu barak pembalakan kusen. Setelah itu bengawan ini hendak berjumpa dengan biangnya, ialah Bengawan Berau yang mempunyai suatu alas kecil sejauh 700 meter. Seperti itu tujuan kita.

Pelayaran hawa dengan mengikuti bengawan ini kerap diledek pelayaran norak IFR( I follow the river). Namun berpuluh kali aku bebas dari ancaman dengan metode ini.

Nyatanya pesawat MNA 416 yang sepatutnya tiba 2 simpati menit di balik aku, tidak menyambangi datang.

Cuaca di wilayah perbukitan kurang lebih dari 1° Lintang Utara serta berikutnya hingga Berau betul- betul baik. Tidak lama setelah itu aku pergi mengarah Tarakan.

Malam itu, durasi lagi rehat di mess Bouraq di Tarakan, aku diberi ketahui melalui telepon dari Samarinda. Siang mulanya pesawat MNA dengan no penerbangan 416 sudah lenyap.

Petang mulanya sudah dikirim pesawat lain buat mengecek landasan- landasan melambung sejauh rute Samarinda— Berau, ialah Tanjung Santan, Bontang, Sangatta, Bungalon, Sangkulirang serta Berau, namun tidak ditemukan pesawat itu di situ.

Lama aku terpana di sana tanpa dapat mengatakan apa- apa. Benak aku cuma satu: Pesawat itu tentu jatuh kala siang mulanya bersama kita menerpa angin besar geledek yang hebat sekali….

Tempatnya pula tentu di antara garis khatulistiwa serta 1° Lintang Utara. Di sisi utara 1°, di bukit- bukit cuacanya bagus. Perkata aku hal posisi ini direkam oleh TVRI 2 hari setelah itu.

Dirahasiakan makhluk halus!

Aku berambisi supaya hari cepat siang. Saat sebelum jam 08. 00 keesokan harinya aku telah melambung lagi mengarah Berau serta Samarinda.

Di sejauh rute melambung itu aku melambung kecil sembari berupaya memandang isyarat kehidupan di dasar situ serta memantau 121. 5, ialah International Distress Frequency, buat mendengar- dengar tanda yang dipancarkan oleh CRASH BEACON( ELT).

Ialah sesuatu perlengkapan yang mengucurkan tanda dengan cara automatis sehabis terempas, durasi pesawat jatuh. Bunyinya mendekati raungan sirene mobil ambulans. Namun sepi- sepi saja. Asumsi aku ELT di pesawat itu tidak berperan sebab baterainya habis ataupun di pesawat itu tidak dipasang ELT.

Sebagian menit saat sebelum datang di Samarinda aku dengar pesawat pelacak yang awal bebas alas. Dengan bawa seseorang cenayang, pesawat itu melambung mengarah ke Gunung Nyapa, yang terdapat di pintu pergi ngarai Bengawan Kelai.

Informasinya pesawat yang lenyap itu dirahasiakan oleh hantu- hantu di situ. Masya Allah! Setahu aku Gunung Nyapa itu cuacanya jelas benderang kemarin siang, angkasawan mana yang ingin menabrak gunung sedemikian itu.

4 bulan setelah itu pesawat apes itu diketemukan dengan cara bertepatan. la telah sirna berketai- ketai, tidak jauh dari garis lintang 1°. Sebab kecilnya potongan itu susah diamati dari hawa!

Gunung Asma, Musibah serta Cerita Misterius Dibaliknya

phinermo.com

Musibah yang merenggut 4 nyawa di anak Gunung Asma Jalan Otto Iskandardinata( Otista), Kecamatan Samarinda Ilir meyisakan banyak narasi paling utama cerita misterius di dalamnya.

Dikenal pada 30 Januari 2020 kemudian ataupun persisnya hari Kamis petang dekat jam 14. 47 Waktu indonesia tengah(WITA), truk bermuatan pasir berair hadapi rem bong dikala akan turun dari Gunung Asma. Tidak teratasi, truk itu melibas apa saja di depannya tercantum juru mudi cakra 2. Walhasil, Desti Nur( 14) masyarakat Jalur Tenggiri, Gang Berakal, Tri Prihatin Ningsih( 43) masyarakat Jalur Manunggal, Cemerlang Eklesia Gabriel( 12) masyarakat Jalur Manunggal, serta Awaluddin( 40) tidak dapat diselamatkan serta wajib meregang nyawa…

Musibah ajal di Gunung Asma telah berulang kalinya terjalin. Seseorang masyarakat Samarinda bernama Jurmansyah dalam postingannya di alat social menggambarkan cerita sekeliling Gunung Asma. Dalam postingannya itu Jurmansyah berkata jika Gunung Asma tiap tahunnya senantiasa terdapat musibah baik yang merenggung nyawa ataupun musibah lazim.

Sesungguhnya pemicu musibah dipicu oleh alat transportasi yang tidak layak jalur atau aspek kelengahan orang, tetapi tidak sedikit pula yang menyangkutkan musibah itu sebab kendala insan astral

Di masa 1990- an, yang ialah dini dari pembuatan jalur mengarah arah Sambutan itu, telah kerap terjalin musibah meski jalannya belum padat semacam dikala ini alhasil yang jadi korban dikala itu cuma juru mudi alat transportasi saja bagus cakra 4 ataupun cakra 2.

Jika ditanya mengapa dapat ambles ke dalam selokan yg terdapat di sisi kiri ataupun disamping kanan jalur, senantiasa saja supir menarangkan kalua mereka hempas stir menjauhi kanak- kanak yang menyeberang jalur dengan cara seketika, meski faktanya sesungguhnya tidak terdapat kanak- kanak yang menyeberang jalur dikala itu. Tidak cuma malam hari tetapi pula terjalin siang hari,

Dikala malam jam 10 malam di tahun 1990 telah taka da lagi masyarakat yang berani melintas di Gunung Asma seorang diri. tidak hanya jalur yang hening serta tidak terdapat lampu pencerahan ditambah lagi atmosfer yang buat bulu gitok merinding.

Sempat satu hari sepupu aku kembali dari menyemir sepatu di area Pandangan Niaga, dikala itu jam telah membuktikan nyaris jam 10 malam, sesungguhnya beliau khawatir buat kembali melalui di tanjakan Gunung Asma tetapi beliau beranikan diri sebab dikala itu malam bulan badar alhasil jalur jadi kira- kira jelas sebab disinari sinar bulan, tidak semacam saat ini ini telah banyak alat transportasi yang senantiasa melintas di malam hari jdi masyarakat telah tidak merasa berhantu lagi. Sepupu aku melampaui jalur itu serta telah hingga di Gunung Asma beliau memandang terdapat 3 orang berjalan sembari bergandengan tangan, 2 pria anak muda satu langsing satunya gendut ditengah terdapat anak wanita, awal mulanya sepupu aku beranggapan itu merupakan orang lazim tetapi sehabis mereka melampaui jalur yang terhalang bayang- bayang tumbuhan disinari sinar bulan, sepupu aku memandang mereka berganti jadi 3 akhir anjing yang satu langsing, yang satunya kira- kira gendut serta yg satunya lagi kira- kira kecil, nyaris serupa dengan identitas tubuh 3 orang yg dilihatnya tadinya. Sepupu aku langsung kabur kekhawatiran,

Yang hadapi keadaan misterius di Gunung Asma baginya bukan cuma sepupunya tetapi pula masyarakat lain dekat area itu, semacam penampakan wujud makhluk halus perempuan, juru sate yang datang datang lenyap, insan semacam monyet raksasa yang dapat merangkul seluruh pohon- pohon besar yang terdapat di sejauh bagian jalur,“ Bbahkan terdapat salah satu masyarakat gunung asma yg memandang 2 orang membahu keranda bangkai berjalan menaiki tebing lembah dekat pedagang buah saat ini, yang tadinya sedang belum terdapat pedagang buah di situ. Yang tentu sedang banyak insiden misterius terjalin di Gunung Asma dikala itu,” tutur Jurmansyah.

Bintara Pengajar Dusun( Babinsa) Bengawan Dama, Kopral Kepala Asmiadi berambisi warga yang melintas di Gunung Asma lebih berjaga- jaga mengenang rawannya musibah di posisi itu, tidak hanya padatnya alat transportasi cakra 2 ataupun cakra 4 pula banyaknya orang dagang yang berdagang di pinggir jalur membuat kemampuan kemacetan jauh nampak hamper tiap hari serta membuat rawan terjalin musibah.“ Memanglah telah waktunya terdapat rute alternative di area itu tidak hanya menjauhi kepadatan alat transportasi pula menjauhi kcelakaan di area itu,

Cerita Misterius di Pulau Kumala, Destinasi Darmawisata di Kalimantan Timur

mister aladin travel

Bisa jadi, banyak di antara kamu yang sedang asing dengan Pulau Kumala. Pulau itu memang belum sepopuler Pulau Kakaban serta Pulau Derawan, 2 destinasi darmawisata lain yang bersama terdapat di Kalimantan Timur. Tetapi, untuk masyarakat lokal, spesialnya yang bermukim di Kota Tenggarong, Pulau Kumala jadi destinasi kesukaan buat liburan. Kabarnya tuturnya, Pulau Kumala menaruh kisah- kisah misterius.

Saat sebelum jelasin mengenai cerita mistisnya, Mister ingin kasih uraian pendek mengenai asal usul pendek Pulau Kumala dari saat sebelum jadi destinasi darmawisata hingga ditetapkan jadi destinasi darmawisata.

Pulau Kumala terdapat di tengah Bengawan Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Tenggarong. Bengawan Mahakam merupakan bengawan terpanjang kedua di Indonesia sehabis Bengawan Kapuas. Saat sebelum jadi destinasi darmawisata, Pulau Kumala merupakan hutan yang ditumbuhi bermacam tumbuhan sekalian jadi tempat bermukim bekantan, nanai khas Kalimantan. Pulau Kumala mulai dibentuk jadi tempat darmawisata semenjak 2000. 2 tahun setelahnya, ialah pada 2002, Pulau Kumala ditetapkan bagaikan tempat darmawisata pada perhelatan Pergelaran Pulau Erau.

Terdapat beraneka ragam sarana yang dapat kamu nikmati di Pulau Kumala. Terdapat tower setinggi 75 m, sepur kecil, sepur gantung, serta akuarium raksasa yang memajang ikan pesut. Terdapat pula rumah adat Kaum Dayak yang bisa dijadikan bagaikan tempat buat istirahat sejenak. Buat sarana hotel, Pulau Kumala nyediain resort yang dilengkapi kolam renang.

Sehabis luang layuh pada 2007, kegiatan darmawisata di Pulau Kumala kembali bertambah semenjak dibentuk jembatan penyeberangan. Jembatan itu ditetapkan pada 2016 dengan pemasangan kunci gembok. Saat ini, banyak turis yang memasang kunci gembok cinta kala melampaui jembatan itu. Julukan jembatannya merupakan Jembatan Repo- repo. Dalam Bahasa Kalimantan, repo- repo berarti kunci gembok.

Salah seseorang karyawan berterus terang, beliau sempat amati wujud serem yang berdiri di antara pepohonan di dekat tempat hotel. Bagi yang beliau amati, wujud ini semacam genderuwo. Badannya besar besar serta matanya merah. Bukan hanya karyawan ini yang sempat amati wujud sang genderuwo. Sebagian wisatawan pula sempat melihatnya.

Lain lagi narasi dari karyawan lain yang berterus terang sempat amati seseorang perempuan menawan yang bersandar di dekat turap jembatan. Beliau beranggapan perempuan itu tercantum salah seseorang wisatawan. Tetapi, cocok dideketin, sang perempuan seketika ilang.

Narasi misterius yang sangat mengerikan bisa jadi merupakan narasi mengenai peristiwa yang kabarnya dirasakan seseorang masyarakat bernama Amir. Tiap hari, Amir bertugas bagaikan juru ladang di zona Pulau Kumala. Sesuatu hari, kala lagi bercocok tanam, seketika beliau memandang suatu terowongan. Abnormal, terowongan itu tidak sempat terdapat tadinya.

Didorong rasa penasaran, Amir berjalan masuk ke terowongan itu. Anehnya, kala hingga di dalam terowongan, beliau justru ngerasa lagi terdapat di dalam kapal. Terdapat gang hitam di kapal itu yang dipadati kamar di kanan serta kirinya. Dikala melalui gang itu, Amir denger suara orang yang berdialog di salah satu kamar.

Lagi- lagi sebab didorong rasa penasaran, Amir masuk ke kamar itu. Nyatanya, yang lagi berdialog di dalam kamar merupakan pria- pria bule. Mengetahui kehadiran Amir, salah seseorang laki- laki mempersilakan Amir masuk. Amin bersandar di antara pria- pria itu.

Pria- pria itu ngelanjutin percakapan mereka yang luang terpenggal sebab kehadiran Amir. Sepanjang mereka ngobrol, mereka serupa sekali tidak menyangka Amir. Seakan Amir tidak terdapat. Sehabis demikian lama terletak di kamar itu, Amir mengantuk serta kesimpulannya tertidur. Seketika saja beliau tersadar di ladang tempat beliau lazim bertugas. Dikala itu terdapat temannya yang membangunkan. Terdapat yang menyangkutkan kalau kapal yang dimasuki Amir merupakan kapal yang karam pada kejadian Tenggarong, kejadian peperangan antara Kerajaan Kutai serta gerombolan Inggris.